kerukunan orang medan dibekasi
1) Ibadah Syukur HUT Pertama Punguan Parsahutaon Imanuel Harapan Indah
BERITANARWASTU.COM. Pada
Sabtu, 16 September 2017 lalu keluarga besar Punguan Parsahutaon Imanuel,
Harapan Indah, Kota Bekasi, Jawa Barat, merayakan hari ulang tahun (HUT)
pertama di rumah keluarga D. Rumahorbo/Boru Simatupang. Pengurus dan anggota
punguan (perkumpulan) ini tadinya bergabung di punguan sejenis, namun karena
ada dinamika, punguan ini berdiri dengan tekad mengusung kasih dan kedamaian.
Dalam ibadah syukur punguan khas etnis Batak ini, pemberita Firman
Tuhan Pdt. Lusiana Harianja Pella boru Sihotang, M.Th mengatakan, kiranya
punguan ini terus diberkati Tuhan Yesus Kristus. Dalam khotbahnya yang dikutip
dari Kitab Mazmur 121, Pdt. Lusiana Harianja Pella yang termasuk dalam "21
Tokoh Kristiani 2014 Pilihan Majalah NARWASTU" menuturkan, sesuai dengan
namanya "Imanuel" yang artinya: Tuhan beserta kita, maka punguan ini
bisa eksis dan hidup dalam kesehatian, semata-mata karena kuasa dan kasih Tuhan
yang menyertai.
"Tuhan
adalah penjaga dan penolong kita, sehingga kita jangan mencari pertolongan pada
allah atau kuasa yang lain. Allah yang kita sembah serta Allah yang menjaga dan
selalu menolong kita adalah Allah yang menciptakan langit dan bumi. Allah yang
kita sembah itu tak pernah tidur atau terlelap. Kita terus dijagaiNya. Justru
kita yang dijagaiNya yang sering lupa mengucap syukur saat bangun pagi. Padahal
kita harus berterima kasih atas kebaikanNya," pungkas Ibu Pendeta yang
sudah melayani hingga ke belahan Amerika, Australia dan Israel itu.
Pdt. Lusiana Harianja yang juga giat melayani kaum
narapidana menerangkan, agar kita terus dijagai Allah Bapa, maka kita mesti
tekun berdoa dan selalu dekat kepadaNya. "Jangan sesekali biarkan suami
atau istri, apalagi anak-anak keluar rumah kalau belum berdoa. Berdoa sangat
penting agar kita dijaga dan dibimbing Tuhan. Kita tidak tahu kapan datangnya
malaikat maut, sehingga kita mesti tekun berdoa dan membaca Firman Tuhan,"
cetus Pembina Rohani Punguan Imanuel Harapan Indah itu.
Seusai ibadah, ketua punguan Monang Gultom, S.H.,
pengacara muda cerdas ini memberi sambutan agar anggota terus menjalin
kekompakan dan terus mengandalkan Tuhan. Setelah itu dirangkai dengan makan
malam. Hadir juga di acara ini dua penasihat, M. Harianja, MBA dan J.
Silitonga, serta Jerry Prana Simanjuntak (sekretaris) dan Ny. Rumahorbo boru
Simatupang (bendahara) serta para anggota yang membawa anak-anaknya untuk ikut
mensyukuri hari jadi itu. TSUKAW Gelar Ibadah Syukur Dies Natalis
Universitas Kristen Artha Wacana menggelar ibadah syukur dies natalis Fakultas Teologi UKAW ke 46, Wisuda sarjana ke 53 dan pascasarjana ke 10 di halaman UKAW, Kamis (2/3/2017)
Tema
dalam ibadah ini yakni barangsiapa yang setia dalam hal perkara kecil
kepadanya diberi tanggung jawab dalam perkara yang besar.
Sedangkan Sub tema melalui dies natalis Fakultas Teologi ke 46, wisuda sarjana ke 53 dan pascasarjana ke 10, UKAW
bertekad untuk terus mengembangkan peran dan tanggung jawab sebagai
alat pelayanan gereja di tengah masyarakat gereja bangsa dan negara. (*)Syukur HUT ke-71 GMIBM Pniel Tumobui, Pdt Gina Ingatkan Jemaat Pentingnya Pendidikan Anak
Keluarga besar Jemaat GMIBM Pniel Tumobui, Kota Kotamobagu mensyukuri penyertaan Tuhan sehingga persekutuan sebagai gereja bisa berusia 71 tahun.
HUT jemaat yang diperingati setiap 1 September disyukuri dalam ibadah pengucapan syukur jemaat dalam ibadah Minggu (3/9) pagi.Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat (BPMJ) Pniel Tumobui, Pdt Gina Rumondor-Siwu mengingatkan jemaat soal pentingnya pendidikan bagi anak-anak keluarga Kristen.
"Tanggung jawab pertumbuhan iman anak-anak ada di tangan orangtua. Teladanilah Timotius yang imannya tumbuh dalam pengajaran keluarga," kata Pdt mengacu pembacaan Alkitab, II Timotius 13:10-17.
Orangtua diberi mandat untuk memperkenalkan kebenaran firman Tuhan kepada anak-anak mereka. Jangan sampai cerita tentang kebaikan Tuhan tak diketahui anak-anak.
"Jangan jadikan pekerjaan, kelelahan sebagai alasan sehingga kita mengabaikan peran tersebut," ujarnya.
Pendeta menyentil hal menarik terkait keteladanan orangtua kepada anak-anak. Misalnya, kebiasaan membawa Alkitab dalam peribadatan. Jangan sampai peran Alkitab digantikan gadget.
"Kekuatan moral dan spiritual bisa menjadi pegangan menghadapi cobaan dan godaan di tengah era globalisasi teknologi informasi yang kadang menyesatkan," katanya.

Dalam ibadah ini jemaat membawa makanan, bahan natura dan uang tunai sebagai wujud ucapan syukur. Kepada jemaat kembali diingatkan agar bersyukur dalam segala hal.
"Sebab Tuhan itu baik bagi semua orang. Buktinya ia menyertai perjalanan persekutuan Jemaat Pniel Tumobui," katanya.
BPMJ dan majelis jemaat meminta pengucapan syukur kali ini dirayakan sederhana. Dimana jemaat tidak dipaksakan mengadakan jamuan dan menghindari pesta pora.

"Ada lomba paduan suara antar kolom yang bertujuan memperkokoh persekutuan dan soliditas jemaat," ujar Wakil Ketua BPMJ Pnt Verry Mulaki SE dan Sekretaris BPMJ Pnt Jimmy Emor.
Sejarah Jemaat GMIBM Pniel Tumobui berawal dari penunjukan Pdt JM Tumbelaka sebagai pemegang Jemaat Kobo Besar (saat ini Jemaat Pniel Tumobui) oleh Badan Pengurus Besar GMIBM pada 1 September 1946.
Saat itu hanya ada 4 kepala keluarga asal Tompaso dan Langowan, Minahasa yang dilayani. Tujuh dekade berselang, kini GMIBM Pniel Tumobui memiliki ratusan kepala keluarga yang tersebar di 20-an kolom.
ping
BalasHapus